Jumat, 21 Februari 2014

Kesurupan adalah “Penyakit” Bukan “Mistis”

Kesurupan adalah “Penyakit” Bukan “Mistis”

Tentu Anda sudah melihat di media elektronika bagaimana anak sekolah atau buruh perempuan yang kesurupan itu dengan gejala tatapan mata tajam, menakutkan, kosong dan lurus ke depan. Kemudian suaranya berubah, yang tadinya halus menjadi besar dan berat seperti suara laki-laki, padahal yang kesurupan adalah perempuan. Jika kita periksa, tekanan darahnya agak turun kecuali jika dia meronta-ronta. Suhu badannya agak turun dan terasa dingin.

Yang aneh adalah kekuatan fisiknya melebihi kekuatan yang biasa dipunyainya sehari-hari. Kadang-kadang dia bertindak kasar lari-lari dan melempar orang sekitarnya, berteriak dan bicara tidak karuan, ngalantur dan mungkin dapat berbicara bahasa asing yang dia tidak tahu sebelumnya atau disebut juga xenolalia. Beberapa lama kemudian, tanpa perlu dipegang keras atau dihimpit proses kesurupan akan mulai berhenti dan diikuti dengan gejala amnesia atau lupa semua atau sebagian kejadian yang menimpanya.

Banyak sekali diantara kita yang pernah melihat orang kesurupan. Orang kesurupan biasanya tiba-tiba seperti kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri, sering suara orang tersebut juga berubah menjadi suara orang l ain. kesurupan sering dikait-kaitkan dengan masuknya makhluk halus ke dalam tubuh seseorang, akan tetapi menurut dunia medis kesurupan itu sebenarnya adalah sebuah penyakit.
Kesurupan dalam istilah medisnya disebut dengan Dissociative Trance Disorder (DTD). Menurut laporan Eastern Journal of Medicine, kesurupan lebih banyak terjadi di negara dunia ketiga dan negara-negara bagian timur daripada di negara bagian barat. Di India yang kultur dan budayanya mirip Indonesia, sering sekali ditemukan orang-orang yang kesurupan atau sering disebut dengan possesion syndrome atau possesion hysterical. Angka kejadiannya adalah sekitar 1 sampai 4 persen dari populasi umum.
Dunia kedokteran, khususnya psikiatri fenomena kesurupan itu adalah kondisi yang ditandai oleh perubahan identitas pribadi. Bagi masyarakat awam, kesurupan disebabkan oleh masuknya roh halus ke tubuh manusia, namun dunia medis tidak mengenal istilah makhluk halus, roh, dsb. Semua yang berada di dunia medis, bisa dijelaskan secara ilmu kedokteran. Seperti halnya kesurupan ini, menurut beberapa pakar psikiater, penyebab kesurupan ini adalah tekanan sosial dan mental yang masuk ke alam bawah sadar seseorang. Tekanan-tekanan sosial tersebut seperti seperti banjir, tsunami, gizi buruk, ketidakadilan, upah kecil, kesenjangan yang sangat mencolok dan lainnya.
Seperti dikutip dari Psychnet, Senin (22/2/2010), dibawah ini adalah beberapa gejala yang biasanya menyerang orang kesurupan diantaranya:
Bertindak tidak seperti biasanya dan biasanya lepas kontrol
Hilang kesadaran akan sekitarnya dan tidak sadar dirinya sendiri
Sulit membedakan kenyataan atau fantasi pada waktu yang sama
Perubahan nada suara
Susah berkonsentrasi
Bahkan bisa sampai hilang ingatan

Kondisi seperti itu bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti spiritual, sosial, psikologi dan lainnya. Dengan melakukan screening dan pemeriksaan secara keseluruhan yang mendalam, faktor penyebabnya pun bisa diketahui.
Lalu bagaimanakah penjelasan medis terhadap kesurupan massal yang belakangan ini sering sekali terjadi? Didunia medis, kesurupan massal sebenarnya pada awalnya hanyalah terjadi pada individual, akan tetapi kemudian berubah menjadi massal dikarenakan orang lain yang melihat peristiwa tersebut menjadi tersugesti alias terpengaruah dan ikut-kutan. Tanda-tanda beberapa waktu sebelum kesurupan antara lain kepala terasa berat, badan dan kedua kaki lemas, penglihatan menjadi kabur, badan terasa ringan, dan rasa ngantuk.
Perubahan ini biasanya masih disadari oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-tiba lepas kontrol dan tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri lagi dan melakukan sesuatu di luar kemampuan nya. Beberapa di antaranya merasakan seperti ada kekuatan di luar yang mengendalikan dirinya.

Mereka yang mengalami kesurupan biasanya merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan sendiri ada tiga macam dimana ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali.
Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai risiko lebih besar untuk kesurupan dibandingkan laki-laki. Hal ini kemungkinan dikarenakan perempuan lebih gampang dipengaruhi dibanding laki-laki.
Walaupun dunia kedokteran sudah menyatakan bahwa kesurupan bukanlah fenomena mistis tetapi penyakit akan tetapi tasanya sulit dipercaya dan diterima oleh mayoritas masyarakat yang tetap saja menganggap kalau kesurupan ada hubungannya dengan mistis.
Hemat saya,
“kesurupan” itu lebih mirip dengan kondisi terhipnotis, dimana amygdala (wilayah penyimpan memori emosional) membajak sistem limbik otak sehingga hippocampus tidak bekerja dengan baik (hippocampus adalah wilayah penyimpan memori rasional). 

orang yang terhipnotis dikondisikan memasuki alam bawah sadarnya. alam bawah sadar orang kesurupan/terhipnotis ditandai dengan mulai malasnya bagian rasional otak untuk bekerja, sehingga filter logika lumpuh.

Ditinjau dari sistem saraf, kesurupan adalah fenomena serangan terhadap sistem limbic yang sebagian besar mengatur emosi, tindakan dan perilaku. Sistem limbic sangat luas dan mencakup berbagai bagian di berbagai lobus otak. Dengan terganggunya emosi dan beratnya tekanan akibat kesulitan hidup, timbullah rangsangan yang akan memengaruhi sistem limbic. Akhirnya, terjadilah kekacauan dari zat pengantar rangsang saraf atau neurotransmitter. Zat penghantar rangsang saraf yang keluar mungkin norepinephrin atau juga serotonin yang menyebabkan perubahan perilaku atau sebaliknya.

Berdasarkan pengalaman saya, untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan atau mengalami reaksi histeris, periksa saja kelopak matanya yang selalu ditutup itu. Coba buka kelopak matanya. Pasien yang mengalami reaksi histeris biasanya akan menahannya dengan kuat. Reaksi histeria massal memang gampang terjadi pada siswi-siswi terutama yang bermasalah. Kemungkinan yang kesurupan itu paling hanya satu atau dua orang, kemudian menjalar kepada siswi yang lain.

Histeria ini umumnya menimbulkan reaksi ketakutan. Mereka yang mentalnya tidak kuat dan dia sedang bermasalah, dia akan berteriak-teriak, dan tubuhnya mengalami kejang atau kaku. Hal ini dapat kita lihat jelas pada tangannya. Perempuan memang relatif gampang terkena kesurupan dan histeria, karena selain faktor emosi yang lebih juga kemungkinan juga karena ada perbedaan hormonal dari dengan laki-laki. Begitulah kira kira penjelasan medis ilmiah mengenai kesurupan.